4.11.08

INGAT, ALLAH SENANTIASA MENGAWASI KITA

Disadari atau tidak, berbagai penyimpangan dan kemaksistan yang banyak terjadi saat ini mayoritas dilakukan oleh umat muslim. Mulai dari rakyat jelata sampai pejabat tinggi, mulai dari kemaksiatan “kecil – kecilan” sampai kemaksiatan jamaah alias besar – besaran. Mereka lakukan kemaksiatan dengan lenggangnya seolah – olah Allah tidak melihatnya.
Di tengah budaya hedonis (hanya mencari kesenangan) dan budaya pemisiv ( serba boleh) dan serba bebas tanpa aturan, umat seakan – akan lupa pada standar halal – haram. Batas ma’ruf dan munkar bahkan sangat tipis sekali. Banyak sekali yang menghalalkan segala cara untuk kepuasan nafsu duniawinya.
Misalnya di bidang pendidikan, moral para siswa san mahasiswa yang kian hari kian memprihatikan. Kualitas pendidikan yang semakin menurun, karena budaya hedonis dan pemisiv yang seolah – olah telah “mentajasad” di diri siswa. Perilaku remaja yang terpelosok dalam nakoba dan seks bebas dan berujung pada kriminalitas semakin menambah panjang deretan kasus di bidang pendidikan.
Dari segi ekonomi, di tengah system kapitalis ini, segala cara dilakukan untuk mencapai untung sebesar – besarnya dengan modal sesedikit mungkin atau bahkan tanpa modal. Sistem ribawi menjadi sebuah mata rantai yang tiada putusnya. Penjual berlaku curang dengan mengurangi timbangan, pemalsuan produk, pengoplosan BBM, ilegal loging dan berbagai kasus yang lain.
Bidang social budaya juga demikian, secara kuantitas umat muslim adalah penduduk mayoritas di Indonesia, tetapi ironis sekali ketika digulirkan Rancangan Undang – undang Anti Pornografi dan Pornokasi, justru dari kalangan umat muslim sendiri banyak menolak. Mereka menolak sesuatu yang diharamkan Allah dengan dalih kebebasan dan menomorduakan perempuan. Akhirnya seks bebas dimana – mana, pelacuran bagai jamur disana – sini, bahkan bias dinikmati oleh anak – anak yang belum dewasa.
Para pejabat elit pun juga tak mau ketinggalan, banyak yang muslim tetapi ketika mengemban amanah dari rakyatnya mereka abai terhadap batasan halal – haram. Budaya sogok – menyogok yang sudah menjadi “kebiasaan”, korupsi yang dilakukan secara berjamaah, kebijakan – kebijakan yang semakin tidak berpihak pada rakyat.
Sedikit porter buram umat muslim sekarang ini. Lalu salah siapa? Salah islamnya atau orangnya? Yang pasti Islam diturunkan adalah sebagai rahmatanlil’alamin (rahmat bagi sekalian alam), sehingga jika Islam belum sepenuhnya menjadi rhmat, pasti ada sesuatu yang salah dari berislamnya umat saat ini. Umat lupa akan konsekuensi keimanan seorang muslim, bahwa segala hidupnya hanya untuk Allah, Allah senantiasa mengawasi setiap aktivitas kita.
Umat juga lalai bahwa setiap apa yang kita lakukan (baik perkataan, perbuatan bahkan hati) pasti akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah. Sebagaimanan firman Allah dalam Q. AL Isro’ : 33. “Sesungguhnya pendengaran, pengihatan, dan hati semuanya akan dimintai pertanggung jawaban”.
Sikap merasa senantiasa diawasi Allah ini akan muncul dengan dorongan iman yang kuat dan produktif. Dan hal ini memang bukanlah suatu perkara yang mudah, perlu dukungan dari berbagai pihak, dari individu adanya kesadaran yang kuat untuk membina diri, dan juga adanya kontol masyarakat dan yang terpenting adalah penegakan aturan Islam dalam segala aspek kehidupan oleh penguasa. Karena hanya Islamlah yang bias menyelesaikan seluruh persoalan manusia.


by:fie3

1 komentar:

mz arifin mengatakan...

HANYA ISLAM YG SELESAIKAN SEMUA MASALAH DUNIA, GIMANA CARA MENGATASI ADANYA SEKITAR 80% MUSLIMUN YG BELUM HAFAL TERJEMAHAN FATIHAH?