4.11.08

KU MAU JADI IBU

“Aku belum siap kalo jadi ibu, soalnya masih pengen banyak belajar dan belum siap aja gitu, jadi ibukan g mudah”,kata temen kita asal Solo. Kata sahabat dari Demak, ”Jadi ibu?, kalo sekarang belum siap baik secara mental maupun fisik, palagi buat nglahirin, kayanya ngeri dech!”. “Belum siap aku jadi ibu, belum mau ngurusi suami, anak, rumah tangga,huh belibet jadi ibu rumah tangga”, kata temen kita asal Lampung. Itu tadi jawaban temen – temen kita ketika ditanya siap ga sih jadi ibu di usia muda?
Ketika ditanya siap ga sich jadi ibu? Kebanyakan remaja menjawab tidak dan belum siap. Dengan segudang alasan, mulai dari bayangan jadi ibu tu nantinya ribet, ruwet, ga bebas lagi, ga bisa dugem lagi, apa lagi dah terbebani yang namanya anak, wiiih gendong sana – gendong sini, belum kalo habis ngelahirin biasanya tubuh tambah melar. Bayangan jadi ibu makin mengerikan dengan ditambah suguhan media yang semakin katakan tidak dengan ibu muda, dengan banyaknya seleb – seleb muda bertebaran di sana – sini, seolah memberikan gambaran kalo usia muda waktunya hura – hura, gapai cita setinggi – tingginya dapat uang sebanyak – banyaknya. Sekarang media yang laku kan yang muda, jadi mumpung masih muda raih obsesi setinggi – tingginya. Mikir rumah tangga, apalagi jadi ibu, nanti dulu.
Fakta di atas tak lepas dari gelombang arus ide kebebasan yang semakin menghantam remaja. Persamaan hak dalam fungsi dan perannya dengan cowok mengakibatkan tidak sedikit kasus remaja putri yang lebih memilih karir sebagai tujuan hidup. Dengan melihat kesuksesan para selebritis muda yang disuguhkan diberbagai media, memberikan bayangan kepada para remaja kita untuk menjadi job oriented. Selain menyuguhkan gambaran kesuksesan para selebritis, media juga g kurang – kurang menyuguhkan gambaran kesuksesan para eksekutif muda, khususnya eksekutif muda wanita. Suguhan tersebut mampu memberikan rangsangan yang cukup dahsyat bagi para remaja putri untuk mengejar karir.
Dengan melihat berbagai kesuksesan dari media, seakan kesuksesan yang sama ada di depan mata, setelah mengenyam pendidikan yang dikejar beberapa tahun, akhirnya bisa duduk di balik meja bertahtakan Dirut, Sekretaris, Manager, dll. Selain itu juga jabatan yang menjanjikan popularitas tinggi, kaya bintang iklan, artis, selebritis, foto model, peragawati, dan lain sebagainya, yang hanya dengan modal wajah cantik, tubuh sexi, suara merdu, obsesi bisa segera terwujud.
Pandangan yang salah terhadap wanita karir
Ide feminisme yang semakin kencang berhembus, membuat wanita makin terobsesi untuk ngejar karir. Ide yang menggembor – gemborkan kesetaraan hak dalam fungsi dan peran cowok ma cewek ini, menganggap bahwa wanita modern adalah wanita yang mampu terjun di dunia public, mempunyai peran dan fungsi yang sama dengan laki – laki di berbagai bidang dan kancah kehidupan. Sehingga wanita dipandang modern ketika berkecimpung di dunia public dan g cuma berkutat pada urusan rumah dan rumah doang. Ide ini juga mampu mempengaruhi pandangan masyarakat tentang ibu. Masyarakat cenderung memandang miring para ibu yang tinggal di dalam rumah dan mencukupkan diri sebagai pengatur rumah tangga. Wanita yang hanya diam di rumah dipandang wanita yang tidak produktif, dan wanita produktif adalah wanita karir yang pandai mencari uang. Sehingga berlomba untuk mengejar karir setinggi – tingginya demi ngejar materi sebanyak – banyaknya. Apapun profesinya tak masalah, jika cowok bisa melakukan, cewekpun pasti juga bisa melakukan, harus setara dengan cowok. Sehingga tak sedikit wanita yang menjadi liar atas nama kesetaraan.
Jadi Ibu? Mau…
Kita udah ditetapkan untuk lahir di dunia dengan jenis kelamin masing – masing, dan (yang cewek nie) mendapat kepercayaan untuk jadi wanita. Tapi inget kita bukanlah wanita yang tanpa arah tanpa identitas, tapi kita adalah wanita muslimah. Sebagai muslimah, sebelum kite melakukan sesuatu kita mesti tau dulu apa yang diperintahkan sama Yang Menciptakan kita. Dalam suatu hadist riwayat Bukhari dan Muslim, “Seorang wanita adalah pemimpin (pengurus) rumah tangga suaminya dan anak – anaknya, ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya”.
Dari hadits tersebut, ternyata tugas utama dan pertama wanita adalah pengurus rumah tangga. Ini adalah mega proyek bagi wanita. Dari wanita – wanitalah terlahir generasi masa depan, wanitalah yang mencetak generasi yang kuat dan tangguh. Ibu adalah sosok di belakang layar yang sangat berperan dalam perjalanan hidup dan perjalanan sukses seseorang. Ibu ada di balik besarnya sebuah nama. Ada Asma binti Abu Bakar ash Shiddiq dibalik kesuksesan Abdullah bin Zubair, negeri Hijaz, Mesir, Irak, Khurasan dan sebagian negeri Syam tunduk di bawah pemerintahannya dan masih banyak contoh yang lainnya.
Teruzz masa sich wanita cuma di dalam rumah ngurusi dapur, sumur, kasur dan anak? Ga’ keren donk, ga gaul dunk, jadoel n ga modern lagi, masa hari gini balik ke jaman sebelum Kartini? Eiiit jangan salah, wanita muslimah memang punya mega proyek yang cukup dahsyat yaitu sebagai pengatur rumah tangga. Ibu sebagai pengatur rumah tangga, juga pendidik anak – anaknya. Jika kita memperhatikan televisi, ada sebuah iklan yang menggambar peran ganda seorang ibu, dari koki sampe keuangan. Karena memang seorang ibu tidak hanya dituntut untuk pandai memasak,tapi juga harus cerdik pula untuk memutar uang. Ibu adalah sosok multi talent yang siap siaga dan serba bisa. Kasih sayangnya, kelembutannya, perhatiannya dibutuhkan oleh seluruh anggota keluarga. Ibu adalah sosok yang kuat dan tegar, mengandung selama 9 bulan 10 hari dan melahirkan,yang darinya lahir sosok baru di muka bumi ini. Padahal kalo yang bukan ibu ato belum jadi ibu, bisa kita bayangkan gimana rasanya ketika kita ikatkan batu seberat 3 kilo di perut kita, rasanya sudah pegel n sakit semua. Mungkin bisa bertahan beberapa hari, tapi ibu selama 9 bulan 10 hari tanpa mengeluh. Dari ibu lah anak mengenal dunia, ditangan ibulah tercetak generasi berkualitas. Sehingga tak salah jika memang surga berada di telapak kaki ibu.
Subhanallah, dari situlah mengalir pahala, namun bukan berarti Islam ga modern, Islam menghambat kemajuan dan sebagainya ketika peran pokok ibu adalah sebagai pengatur rumah tangga, peran pokok tersebut bukan berarti membatasi wanita muslimah hanya berkutat pada tugas itu saja. Islam membolehkan wanita untuk menekuni aktivitas perdagangan, pertanian, industry dan pengembangan harta. Bahkan Islam juga memberikan kewajiban yang sama seperti yang dibebankan kepada laki – laki yaitu dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Jadi boleh – boleh aja wanita mau jadi Dirut, Sekretaris, Manager atopun yang lain sepanjang hal tersebut tidak mengganggu tugas pokoknya tidak mengabaikan dan menomor duakan peran utamanya sebagai pengatur rumah tangga. Dan tidak boleh dilupakan adalah aktivitas tersebut tidak bertentangan dengan apa yang diperintahkan Allah SWT.
Karena pada faktanya kesempatan yang diberikan kepada wanita lebih besar daripada kesempatan kerja yang diberikan kepada pria untuk diterima bekerja saat ini. Sistem yang ada menempatkan materi sebagai tujuan dari segala – galanya terutama dalam bekerja. Sehingga mendorong manusia untuk berkreasi, bagaimana mendapat materi sebanyak – banyaknya tanpa mengindahkan halal – haram.
Hampir seluruh muslim terpengaruh hal ini, tak terkecuali remaja putri. Didorong tampil cantik, mengumbar aurat untuk mendapat materi sebanyak – banyaknya. Tawaran menjadi artis, penyanyi, foto model, peragawati mendorong muslimah untuk berbondong – bondong mengikuti audisi dan kompetisi demi harta dan popularitas. Akhirnya tuntutan menarik secara fisik dengan tampil cantik dan mempertontonkan aurat seakan telah menjadi keharusan. Muslimah jadi alergi berjilbab dan berkerudung. Meminimalisasi kerudung dengan asumsi yang penting kepala tertutup dan rambut ga kelihatan walaupun lekuk tubuh menonjol di sana – sini, bahkan ga jarang juga yang dulunya pake kerudung dan jilbab karena tuntutan kerja dan uang yang jumlahnya tidak sedikit akhirnya jilbab dan kerudung yang dulunya dipake, ditanggalkan begitu aja. Parahnya wanita malah lebih PD dengan pakaian minim dan seronoh yang tidak jarang menimbulkan pelecehan seksual oleh teman seprofesi, bahkan oleh bos sendiri. Bergaul bebas tanpa batasan dengan teman seprofesinya banyak terjadi. Akhirnya banyak terjadi MBA, perselingkuhan, perusak rumah tangga dll. Nah pekerjaan kaya gitu yang ga dibolehi, karena udah melanggar perintah Allah SWT dan melalaikan kewajiban.
Selain itujangan kerja asal kerja aja, misal kelihatannya keren jadi Dirut, ternyata Dirut pabrik ekstasi, kayanya kaya punya pabrik, ternyata pabrik miras …Gubrack!! So jauh – jauh dech ma yang bergituan. Wiks tukan haram bro! Yang tak kalah penting juga pekerjaan tersebut tidak memforsir banyak waktu dan tenaga. Sehingga anak dan keluarga tetap terurusi dan tidak terabaikan. Jangan sampe menjadi wanita karir kerja siang malam, anaknya malah jadi anak baby siter.
Wanita dan Kiprahnya di dunia public
Banyak yang beranggapan kalo muslimah dengan jilbab dan kerudung ga bisa berprestasi, wanita yang sukses urusan rumah tangga (mengurus anak, suami dan urusan rumah tangga), tidak bisa sukses di luar rumah. Sapa bilang? Banyak buktinya loh yang udah sukses dan bisa dijadikan teladan. Mo bukti?
Aisyah binti Abu Bakar,Istri Rasululullah yang satu ini telah meriwayatkan hadits dari Rasul sejumlah 2220 hadits. Beliau sangat mempengaruhi kehidupan berfikir, beragama dan berpolitik bagi kaum muslimin. Beliau juga senantiasa dijadikan sumber rujukan para sahabat atas berbagai pertanyaan dan dari Aisyahlah para sahabat mendapat pengetahuan tentang masalah yang mereka pertanyakan.
Khaulah binti Al Azur (penunggang kuda berkerudung), beliau adalah figur muslimah terkemuka yang perjalanan hidupnya banyak diwarnai dengan perjuangan dan kepahlawanan, karena beliau sering terlibat dalam perjuangan di jalan Allah. Ia turut serta ke Syam saat akan ditaklukkan oleh kaum muslimin di masa pemerintahan Abu Bakar Ash Shidiq, hingga masa kepemimpinan Utsman bin Affan ia telah mengalami pahit getirnya kehidupan. Jadi muslimahpun bisa terhun di bidang militer. Sosok muslimah di atas adalah contoh segelintir muslimah yang sukses mengurus rumah tangga, mendidik anak, namun juga sukses mendidik umat.
Menjadi Ibu adalah sebuah gelar yang sangat mulia. Sebagai wanita harus senantiasa ingat fungsi yang pertama dan utama sebagai penghulu rumah tangga, penggembala rumah tangga suaminya yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban atan gembalaannya. Jika terpaksa harus bekerja, maka kita harus pandai – pandai memilih pekerjaan yang tidak menomorduakan fungsi tersebut, syukur2 masih berbau rumah tangga, kaya guru, usaha catering, etc. So jadi ibu ga perlu fobi lagi coz pahala seorang ibu dalam menjalankan mega proyeknya suangggaaat besar sekali. Jadi ibu?? Ayo aza…


by:fie3

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Insya Allah saya siap jd ibu lho he he...meski baru menikah, menikah muda lagi...

ya meski sampai detk ini belum dikarunia momongan, coz masih 6 bulan menikah, tapi sy sudah siap bila sy menjadi ibu di usia 22 tahun...

doakan ya ukhti....