11.7.09

NIAT HATI BAIK, MALAH TERTOLAK

“Ni, aku lagi kena masalah besar ini, lagi kena virus merah jambu”, kata Sisi. “Virus merah jambu? Asyik dunk! Ma sapa Si?”, Tanya Ani pada Sisi sahabatnya. “Ma Boby anak baru yang pinter, ganteng, keren, tajir pula”, jawab Sisi. “Ya udah nunggu apa lagi ya udah bilang aja”, ujar Ani menyemangati Sisi.”Bilang? Gila lu, aq tu cewek tau, masa bilang duluan, jangan dudul dong Ni, mau mempermalukan diri sendiri apa, ya kalo ditrima, kalo ditolak mau ditaruh mana mukaku”, kata Sisi. “Taruh disitu, masa di comberan..”, sahut Ani sambil menunjuk muka Sisi.
Seminggu setelah pembicaraan kedua sahabat , banyak hal yang berubah pada diri Sisi. Bahkan sudah tiga hari Sisi ga masuk kuliah tanpa kabar. Ani pun berinisiatif mengunjungi Sisi. Sesampai di rumah Sisi, ternyata Sisi ga mau keluar kamar. Hanya Sasa kakak Sisi yang menemui Ani. Sasapun menceritakan pada Ani perubahan sikap Sisi beberapa hari belakangan ini. Ia ga mau makan, ga mau keluar kamar dan kehilangan semangat. Hal ini karena rasa terpendamnya pada Ari, Sisi ingin Ari jadi kekasihnya. Melihat kondisi Sisi, Anipun ga tega dia akhirnya menemui Ari, menceritakan semuanya dan meminta Ari mau menjadi kekasih Sisi. Anipu jadi sang pahlawan cinta yang akhirnya Ari dan Sisipun jadian walaupun hanya berjalan 6 bulan kemudian mereka putus.
Sepenggal kisah yang pernah ada, kisah orang picik yang merasa dirinya benar dengan memfasilitasi sahabatnya untuk berpacaran dengan alasan kasihan pada sahabatnya. Dengan alasan sayang dan ingin memperbaiki kondisi sahabatnya. Kisah orang yang lupa akan kaidah syara’ “Barangsiapa yang melakukan aktivitas tidak sesuai dengan perintah Allah maka tertolaklah”. Lupa bahwa Allah akan menilai suatu perbuatan bukan hanya dilihat dari niat hati seseorang, tapi juga caranya harus benar sesuai dengan perintah Allah. Alangkah meruginya orang yang beraktivitas hanya mengandalkan niat saja tanpa dibarengi dengan cara yang sesuai dengan perintah Allah. Niat kita yang sering kali baik, tapi caranya tidak sesuai dengan perintah Allah. Maksud hati baik ingin menolong sahabat, tapi caranya dengan memfasilitasi pacaran, suatu hal yang dilarang Allah. Dimata manusia sebagai pahlawan cinta, tapi dimata syara’ menjadi penjahat cinta. Sebuah amalan yang sia – sia bahkan merugi karena mengantarkan sahabatnya kepada kemaksiatan. Sobat, mari kita lihat amalan pada diri kita sudah masuk amalan shalihkan amalan kita, amalan yang niat dan caranya senantiasa sesuai dengan perintah Allah yang bernilai pahala?, atau amalan sia – sia yang hanya mendapat cape semata? atau bahkan amalan yang merugi, yang dari amalan yang kita lakukan hanya membuahkan dosa??? Sesuatu yang baik menurut manusia belum tentu baik dimata Allah, dan sesuatu yang buruk dimata manusia belum tentu buruk dimata Allah. Karenanya jangan pernah menilai sesuatu dengan pandangan manusia yang relative, jangan memutuskan sesuatu tanpa berpegang pada Al Quran dan As sunah, karena hanya Allah Maha Pemberi Keputusan..


by:fie3