4.11.08

JILBAB DAN KARIR

Lahirnya istilah karir sebenarnya tidak terlepas dari system kapitalisme yang sampai saat ini masih diusung oleh dunia. Kapitalisme menghiasi benak kaum muslim dan menjadikannya sebagai satu-satunya landasan hidup yang dapat menuntun mereka pada kemajuan dan kesejahteraan, tidak terkecuali kaum perempuan.
Karir sering diartikan dengan terjun kelapangan pekerjaan laki-laki yang menuntut wanita untuk keluar rumah. Inilah yang mereka sebut kemajuan pada sisi perempuan, yakni ketika wanita fungsi dan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga mengharuskannya untuk tinggal hanya di dalam rumah saja ditanggalkan dan lebih mementingkan kiprahnya di dunia public.
Gelombang arus ide kebebasan yang semakin menghantam kaum perempuan. Persamaan hak dalam fungsi dan perannya dengan laki- laki mengakibatkan tidak sedikit kasus pada perempuan memilih karir sebagai tujuan hidup. Bayangkan kesuksesan seakan di depan mata para perempuan setelah mengenyam pendidikan selama beberapa lama, duduk di balik meja bertahtakan Direktur Utama, Sekretaris, manager dan jabatan eksekutif lainnya. Pada faktanya, kesempatan yang diberikan memang lebih besar daripada kesempatan yang diberikan kepada pria untuk diterima bekerja saat ini.
Dengan alasan karir, banyak kasus muslimah yang menanggalkan jilbabnya. Mereka adalah muslimah yang menyadari akan kewajibannya untuk berjilbab dan berkerudung. Akan tetapi lagi – lagi gemerlapnya kapitalisme dan krisis yang diakibatkannya memaksa para muslimah untuk menganggalkan jilbab dan kerudungnya. Tidak jarang pula, dengan alasan panas dan ribet sebagian muslimah melepaskan kerudungnya.Tak sedikit pula yang berkerudung tetapi transparan dan mengikuti trend bekerudung gaul. Baju yang dipakaipun ketat, menampakkan lekuk tubuh.
Kiprah perempuan di dunia pubik sekarang ini tidak sedikit yang menyilaukan dan melenakan perempuan sehingga lupa pada fungsi yang paling utama dan pertamanya. Tugas perempuan yang utama dan pertama adalah untuk menjalankan fungsi sebagai ibu dari anak – anaknya dan sekaligus pengatur rumah tangganya.Tugas ini dianggap sebagai penghambat kemajuan perempuan dan menutup aurat dipandang pengekang bagi kebebasan perempuan.
Dalam Islam tugas pokok perempuan adalah sebagai ibu dari anak – anaknya dan sekaligus pengatur rumah tangganya, namun tugas pokok tersebut tidak membatasi aktivitasnya hanya pada tugas pokok ini saja, sehingga ia tidak boleh melakukan aktivitas lainnya. Allah SWT menciptakan wanita (istri) adalah agar ia bisa membuat pria (suaminya) cenderung dan merasa aman dan tenteram bersamanya sehingga menghasilkan keturunan dan anak-cucu. Allah SWT berfirman : “Di antara tanda – tanda kekuasaanya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri – istri dari diri kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya”.(QS. Ar Rum : 21).
Dalam waktu yang sama, Allah SWT telah menciptakan wanita agar ia melakukan interaksi dan aktivitas di dunia publik sebagaimana halnya ia beraktivitas di dalam rumah. Allah SWT telah mewajibkan wanita untuk mengemban dakwah, menuntut ilmu. Allah SWT juga membolehkan seorang wanita untuk melakukan transaksi jual – beli perburuhan dan perwalian. Allah SWT juga telah menetapkan bahwa wanita boleh untuk menekuni aktivitas pertanian, industri, perdagangan, dan lain – lain.
Di masa kejayaan Islam, para muslimah tampil dengan kehebatan di berbagai ilmu pengetahuan. Dengan ketrampilannya mereka telah turut memajukan Islam. Lanienah, putrid istana Al Ahkam II, memiliki keahlian dalam bidang ilmu nahwu, syiar hisab, menggubah tulisan, selain itu Qatrun Nadaa yang pakar dalam undang – undang dan hokum Islam. Tidak lupa ada Syahdah yang sering memberikan pelajaran di masjid – masjid Baghdad mengenai sejarahh dan adab. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan khususnya muslimah mampu berkiprah dan berprestasi di dunia publik. Namun demikian perlu diingat bahwa kiprah perempuan di dunia publik jangan sampai melalaikan fungsi dan perannya yang utama, yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dan kewajibannya menutup aurat dengan sempurna yaitu dengan jilbab (Al Ahzab : 59) dan kerudung (An Nur: 31).
Tidak ada impian yang paling tinggi bagi seorang muslim atau muslimah kecuali mendapatkan ridlo Allah, sehingga kiprahnya seorang muslimah di dunia publikpun dalam rangka menggapai ridlo Allah.Dan ridlo Allah akan tergapai jika hambaNya taat dan patuh pada semua perintahNya tak terkecuali aturan dalam hal berbusana,bukan meninggalkan perintah Allah demi obsesi dan karir semata.


by:fie3

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ya ukhti, sy merasa miris bila ada kawan yg menanggalkan jilbab gr2 kerja....mdh2an kt selalu terjaga