2.4.09

CELEBRITI WANNA BE

Selebriti, sebuah kata yang lagi diincar para remaja saat ini. Ajang pencarian bakat untuk menjadi Miss Celebrity kini baru digelar oleh salah satu stasiun televisi swasta ternama di Indonesia. Ratusan gadis remaja dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Makasar, Banjarmasin, Medan, Palembang, Menado berbondong – bondong mengikuti acara yang bertujuan mencari selebriti baru dan fresh di tanah air yang akan bermetamorfosis menjadi seorang aktris, presenter, dan model terkenal di dunia entertainment Indonesia. Yang merasa telah memenuhi syarat perempuan usia 15 - 23 tahun, belum pernah menikah, sehat jasmani dan rohani, tinggi badan minimal 158 cm dan bebas narkoba langsung dech tinggal isi formulir pendaftaran. Ternyata ajang ini laris manis diikuti oleh para remaja, hal ini terbukti dari beberapa audisi yang telah digelar dari beberapa kota seperti di Semarang diikuti oleh 275 peserta di Jakarta diikuti oleh 924 peserta . Pada musim pertama, terdapat 2.000 orang yang mendaftar dan audisi Miss Celebrity. Para peserta berlomba – lomba untuk meraih gelar Miss Celebrity, Miss Celebrity Favourite, Miss Celebrity Fotogenic, Miss Celebrity Best Hair, Miss Celebrity Best Skin, Miss Celebrity Best Smile. Pemenang Miss Celebrity atau sering disebut dengan MICEL ini akan memperoleh kontrak kerja senilai 500 juta rupiah dan terjun langsung dalam aktivitas kegiatan produksi. Wow, sebuah iming – iming yang sangat menggiurkan.
Selebriti memang sebuah profesi yang indah didengar, sebuah gelar yang menjanjikan popularitas, kebahagiaan, kegelimangan harta. Ajang pencarian bakat yang digelarpun menyediakan kontrak senilai Rp 500 juta sebagai presenter, model, dan pemain sinetron di sejumlah rumah produksi. Sehingga dengan mengikuti audisi tersebut menjanjikan berbagai macam kenikmatan hidup. Para remaja putri berusia 15-23 tahun yang berangan-angan menjadi selebritas, siap-siap saja impian itu jadi kenyataan.Ibarat sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, sekali mengikuti audisi materi langsung melimpah, popularitas langsung melambung tinggi, nama langsung dikenal seantero tanah air dari Sabang sampai Merauke. Dan pastinya hidup akan berubah 180 derajat yang dulunya pas – pasan keuangan jadi longgar, yang dulunya dah kaya makin kaya. Yang dulunya cuma di kenal tetangga atau mentok sa RT sekarang dikenal diseluruh daerah di Indonesia.
Apa iya sich jadi seleb mesti bahagia, kaya dan semua serba indah? Ternyata dibalik kata indah selebrity banyak sekali sisi gelap dunia selebrity kaya budaya permissive alias serba boleh, gaul bebas dan drugs. Dunia gemerlap alias dugem sudah menjadi sebuah rutinitas. Dunia yang serba boleh, bahkan telanjangpun boleh atas nama seni. Gaul bebas tanpa batas juga sudah menjadi hak yang wajar. Gonta – ganti pacar bukan suatu hal yang aneh, malah aneh jika g pernah ganti pacar apalagi g pacaran. Tak sedikit artis muda kita yang hamil diluar nikah. Selain itu kasus perselingkuhan juga kerap kali menghiasi infotaiment, bahkan ga sedikit seleb yang mengidap penyakit kelamin. Kasus narkoba juga kian marak dikalangan selebritis Indonesia sebut saja diantaranya actor kawakan Roy Marten, sejumlah seleb pemakai narkoba yang ketangkep aparat terus kudu nginep di LP terekam rapi oleh media massa. Ada pula komedian Sudarmaji alias Doyok, Polo yang udah dua kali masuk bui, Ibrahim Azhari alias Ibra Azhari (adik kandung Ayu Azhari) atau Derri ‘4 sekawan’, Revaldo. Di kalangan seleb cewek ada Zarima sang ‘ratu’ ekstasi dan Ria Irawan yang terbukti menjadi pengedar sekaligus pemakai dan yang paling hangat artis muda Sheila Marcia dan masih banyak lagi.
Itu baru prodik local, di luar sana seleb yang doyan pake narkoba juga bejibun. Mulai dari para personel The Beatles atau Guns N Roses sampe yang tewas lantaran over dosis seperti dialami oleh Brian Jones dari Rolling Stone atau gitarist legendaris, Jimmy Hendrix dan pentolan Nirvana, Curt Cobain. Ga Cuma artis cowok, yang cewekpun ga mau ketinggalan, sebut saja Britney Spears, penyanyi yang terkenal lewat lagu 'Baby One More Time' ini kehidupannya penuh kontroversi, mulai dari narkoba, hamil di luar nikah, dan terakhir perebutan hak asuh kedua anaknya dengan Kevin Federline. Wah lengkap sudah.
Selain itu ada juga selebriti dadakan yang namanya melambung akibat acara konteks disalah satu televisi swasta. Ian Kasolo, mantan peserta kontes dangdut disalah satu televisi swasta ini, kini bekerja mengantarkan katering di kompleks perumahan di kawasan Depok. Bujangan asal Solo, Jawa Tengah, itu lolos audisi dengan menyingkirkan ribuan peserta dan berhak mengikuti kontes di Jakarta. Karena mimpi menjadi artis begitu besar, pemuda lulusan SMA ini rela meninggalkan pekerjaan tetap sebagai kurir di bank swasta di Solo yang memberinya penghasilan sekitar Rp 1 juta per bulan. Bayangan bergelimang harta seperti sudah di depan mata. Demi mimpinya Ian sampai rela ngebom sms hingga 30 juta rupiah yang dia pinjam dari lintah darat. Sekarang terkenal tidak, terlilit utang iya. Bahkan ia sempat frutasi dan mau bunuh diri. Kisah Ian ini hanyalah satu contoh kecil kisah sang korban mimpi.
Kehidupan selebriti yang dekat dan akrab dengan dunia gemerlap, dunia drugs, dunia free sex bukanlah rahasia lagi. Sudah banyak artis – artis yang keluar dari dunia hitam tersebut, sebut saja Hari Moekti yang sekarang sudah menjadi ustad, Ustad Jefri al Bukhari ato yang akrab dipanggil Uje, ustad yang dulunya pernah nyandu narkoba dan almarhum Gito Rolis yang sebelum merasakan ke-Mahaan Allah dalam dirinya, almarhum Gito Rolis hidup dalam serba kecukupan. Bergelimang kemewahan, bergiat dalam kehidupan malam, bertemankan jarum neraka. Begitulah hari demi hari yang dilalui seolah pakaian yang tak pernah lepas dari badannya. Namun apakah hidup seperti itu mampu mendatangkan ketenangankah semua itu? Sebuah pertanyaan yang belum terjawab, sebuah rasa yang belum pernah ada dan sebuah keinginan yang belum tercapai. Pada akhirnya semuanya hanya menghantarkannya ke alam risau, resah dan gelisah.Klimaks terjadi kala ia merayakan ulang tahunnya yang ke-50 pada 1997. Di situ, Gito mengundang seluruh karibnya untuk berpesta alkohol dan obat sepuasnya.Dalam kerisauan panjang, beriring desah dan keluh kesah, daerah Puncak Bogor –Puncak dikenal sebagai tempat rekreasi di daerah Jawa Barat– selalu menjadi tempat menumpahkan penat, mengubur kegundahan yang membuncah. Wal hasil bukan ketenangan yang didapat bahkan gelisah itu makin menjadi. Namun dari daerah inilah benih hidayah itu mulai mekar membesar. Puncak menjadi tempat bersejarah, tempat solusi menjawab segala kerisauan. Disitulah almarhum Gito Rolis mulai mengenal masjid dan mendalami agama Islam.
Pastinya kita sebagai manusia menginginkan hidup bahagia. Tapi kebahagiaan seperti apakah yang kita inginkan? Apakah kebahagiaan materi dengan bergelimang harta, dengan popularitas yang menanjak, dengan nama yang dikenal seantero jagad, dengan kecantikan yang dipertontonkan kepada khalayak umum? Sebagai seorang muslim pastinya kita ga hanya ingin hidup bahagia dunia saja kan? Tapi bahagia di dunia yang fana maupun bahagia di akherat yang kekal selamanya. Sehingga takaran mengejar kebahagiaan kita ga hanya dengan berlimpah materi dan popularitas yang melambung tinggi semata. Bukan hanya mulia di dunia dan dimata manusia saja yang kita inginkan tapi kemuliaan hakiki. Kemuliaan hakiki ini ga bisa kita raih dengan harta dan popularitas saja, tapi ketaatan yang penuh pada Sang Pemilik hidup. Untuk apa harta yang melimpah dan popularitas yang melangit jika nanti yang kita dapat hanya murkaNya. Demi harta dan popularitas kita lupa dengan rambu – rambu yang telah ditetapkan Allah SWT, demi harta dan popularitas kita lupa akan standar halal – haram. Semua jadi boleh dengan label mengejar materi dan popularitas. Kebahagiaan hakiki bukanlah dinilai dari berapa banyak materi yang kita dapat tapi barokahkah materi yang kita dapat, bukan dari fotogenickah kita, tapi bagaimana nanti kita menampilkan foto amalan – amalan baik kita sewaktu di dunia, bukan rambut terindah yang kita punya tapi bagaimana kita menjaga mahkota kita dengan kerudung, bukan kulit terhalus yang kita punya tapi bagaimana kita menutup kulit terhalus kita dengan jilbab, bukan senyum palsu yang kita sebarkan dihadapan umum namun senyum termanis ketika rapot amalan kita diterima dengan tangan kanan kita, bukan berapa banyaknya sms yang masuk tapi berapa banyaknya amal shalih yang kita kerjakan. Untuk menuju kemuliaan hakiki bukalah materi dan nama besar yang harus kita raih dan kita jadikan tujuan hidup, namun ridlo Allah yang harus kita raih dan kita jadikan tujuan hidup. Karena hanya dengan ridliNyalah kebahagiaan dunia dan akherat akan terwujud.

by:fie3

1 komentar:

agoez3 mengatakan...

Ya. Menjadi seleb, terkenal dan kaya memang menjadi impian sebagian besar masyarakat, terutama golongan muda di tanah air. Namun tak banyak juga yang saat ini hanya menjadi "seleb2 instan" yang segalanya mudah dicapai dan diraih. Namun dalam sekejab pula semua yang diraihnya beranjak pergi dan meninggalkan bekas yang kurang menyenangkan .
Seperti yang pernah ana baca di suatu majalah, yang mengisahkan tentang kehidupan salah seorang personil Akademi Fantasi Indosiar (tahu kan? AFI) yang saat ini kehidupannya serba "mepet". Untuk makan saja susah. Dia hanya mendapat honor yang sangat sedikit. Belum pula jatah manggung yang tiada menentu cz memang jarang dipakai. (saking banyaknya seleb kalii:). Belum lagi untuk bayar hutang yang pernah dipinjam orang tuanya karna untuk biaya SMS agar dapat tetap bertahan di ajang tersebut, tapi toh akhirnya terjemput juga. Gak tanggung2, hutangnya ratusan juta lho.
Seharusnya ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lain. Soalnya pernah juga ada yang ikut audisi serupa, tapi tidak lolos, dan akhirnya nangis meratapi diri. Seharusnya ia bersyukur. Andainya jadi, mungkin ia akan mengalami nasib seperti tokoh mantan bintang AFI tersebut.
Ya, begitulah segelintir sisi pahit dunia per-seleb-an. dari pihak penyelenggara tiada memberi jaminan tuk jangka panjang. Paling2 cuma 2 tahun. Setelah itu, putus dech.
Barangkali, ini semua bisa menjadi bahan pemikiran untuk kita semua. Untuk menjadi seleb harus siap dengan segala konsekwensinya.
Sekian, syukron.