15.11.09

PEMUDA GARDA TERDEPAN PEJUANG SYARIAH DAN KHILAFAH

Pemuda adalah ujung tombak revolusi. Pemuda mempunyai posisi yang sangat penting dalam proses regenerasi suatu bangsa. Ditangan pemudalah masa depan suatu bangsa akan ditentukan. Masa muda merupakan saat pikiran dan kreasi menunjukkan kemampuan untuk menemukan dan menciptakan sesuatu dalam bentuk yang terbaik.

Namun, sekarang kenyataannya tidaklah seindah demikian, tatanan kehidupan yang sekuleristik, baik dari sistem ekonomi yang kapitalistik, sistem politik yang oportunistik, sistem sosial yang individualistik, sistem pendidikan yang materialistik dan sistem budaya yang hedonis mengakibatkan emosi labil karena krisis aqidah, kehidupan kian individualis, hedonis, krisis keluarga sakinah, seks bebas bahkan kriminal. Seluruh aspek telah menjadi korban tatanan kehidupan sekuler tersebut, tak terkecuali generasi mudanya.

Bisa dibayangakan bagaimana nasib negri ini jika pemudanya tidak peduli akan permasalahan umat yang ada, menjadi generasi yang individualis, hedonis dan permisive. Bisa kita bayangkan betapa hancurnya dunia ini jika generasi mudanya hidup bebas tanpa aturan, tidak mengenal pahala maupun dosa dan tidak tahu serta tidak mau tahu jika hukum Allah Sang Pencipta Alam diabaikan dan dicampakkan. Mau dikemanakan negri ini? Akankah kita berdiam diri sambil mengunggu waktu kehancuran yang sempurna?

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa tidak ada kebangkitan suatu bangsa tanpa kiprah para pemudanya. Penakluk benteng konstatinopel di Romawi adalah seorang pemuda dibawah umur 24 tahun yaitu Muhammad al-Fatih, Umar bin Abdul Aziz seorang Khalifah (Kepala Negara) dalam waktu singkat (+- 2 tahun) mampu menstabilkan perekonomian negara dalam usia yang masih belia, ada pula Thariq bin Ziyad sang penakluk Spanyol (Andalusia), negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman Pemerintahan Kekhalifahan Bani Umaiyah.

Masa muda adalah adalah lambang kekuatan, keberanian, vitalitas dan energi. Bilal bi Rabbah rela menerima cambukan dari tuannya dan diseret kuda di tengah padang pasir serta dijemur di bawah terik matahari, Ali bin Thalib rela menggantikan tidur Rasulullah di rumahnya saat Rasul diancam dibunuh oleh orang – orang Quraisy.

Betapa indahnya sosok remaja Islam dan kebangkitan yang dihasilkannya. Tapi kemanakah sosok pemuda Islam saat ini.Akankah hal ini hanya sebagai hal yang hanya bisa dirindukan semata? Pastinya tidak, ramaja adalah bagian dari umat Islam. Remaja ikut pula bertanggung jawab atas semua persoalan umat. Remaja adalah masa depan, jika remaja selamat maka akan selamat pula masa depan umat. Jika remaja bangkit maka akan bangkit pula umat.

Saatnya remaja bangkit untuk menyisingkan lengan baju dan merapatkan barisan, berada di barisan terdepan untuk memperjuangkan syariah dan khilafah. Memperjuangkan tegaknya kembali hukum Allah yang sudah dicampakkan selama ini oleh umat muslim sendiri. Saatnya bangun dari buaian musuh Allah, dari jebakan – jebakan orang kafir yang sengaja menghancurkan generasi muda dengan politik 3F(food, fun and fashion) nya. Saatnya pemuda menumbangkan sistem kapitalis dan mengusung Islam sebagai sebuah sistem. Karena kebangkitan Islam itu ada ditangan pemudanya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

top banget, setuju banget